Rabu, 21 November 2012

Tapak Kaki di Persimpangan Jalan




Aku masih berdiri di hembusan angan, kala kau mengeja sebuah peristiwa
dari balik kelelapan yang bersemayam, pada samar riak kecil di kaki langit
kelu meski tak pernah mampu membisu, melumut membekap sebuah harapan

Senyummu ramah menyapaku, “Selamat pagi ...”
ah, tak mungkin memarahimu, karena selalu terselip sepotong rindu
tuk menyampaikan niat, hingga tak kusadari tubuh ini pelan menggeliat

Seharian masih terkawal penat, diam di hamparan batas yang hampir tak terlihat
tak hendak bersenandung, menatap awan itu kian menggantung
tak pernah terjamah, pelita jalan menuju rumah

Tapak kaki di persimpangan jalan, dapatkah kau piara hidupku?
Sebab hanya satu, hanya sebuah keinginan ... pelan tanggalkan
rentaka fatwa yang terus berdenyut, membarut nyanyian hati

kusimpan mimpi itu
sejenak mengurai malam yang merisaukan tempat tidurku
kemudian tertawa ke arahku... kala air liur pagi itupun belum terjamah

Solo, Aug 2012

0 komentar:

Posting Komentar