Saya adalah pelaku pena berasal dari sebuah kota budaya kecil Surakarta Jawa Tengah Indonesia. Tertarik pada sebuah sisi kehidupan dari peradaban ini.
Di samping itu, karena latar belakang pendidikan saya di Fakultas Sastra Jurusan Bahasa Inggris Universitas Sebelas Maret Surakarta, saya juga terlibat dalam kegiatan menerjemahkan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia dan sebaliknya.
Blog ini adalah salah satu wahana di mana saya menumpahkan segala gagasan dan ketertarikan saya kepada kehidupan ini.
Jika Anda tertarik untuk berinteraksi lebih jauh dengan saya, silakan terlibat dalam kehidupan saya. ( jasa terjemahan online ) di: 0271-5884647 a.n Agus Sulistyo


Rabu, 28 November 2012

Transmutasi-2

Berbekal setengah ruh, mencoba bangkit berlari satukan segala tenaga ... sekali lagi terjatuh, terantuk panas uap jalanan “Mungkin aku perlu menutup mataku barang satu dua jenak” Berat hati menuju trotoar peraduan, rebahkan bati-sebati lunglai di bantal-bantal harap seribuan kunang mendekat, tak jua mata merapat Seorang bocah berjingkat seolah tak lagi kuat, mencekuh sukma pekat jajarkan dua jari, katupkan di depan mulut sempoyongan deru...

Senin, 26 November 2012

Transmutasi

Di kelokan jalan yang dipenuhi nafas kehidupan diam, merunut gerah hati sebentar mengusap lelah jiwa, sebentar mengusap keringat asa ... Desah jerit kucing yang hendak melepas hasrat, koar segerombolan tikus lapar menemani resah, meretas harapan liar ... Keras mencoba memecah traktat di kepala hingga sejenak terjatuh, sujud di kaki lemah tak lagi kuat beban tubuh tertahan telapak rapuh, tersimpuh luruh... Bulan melirik dari...

Minggu, 25 November 2012

Bapak, Jangan Paksa Aku Kawin

Rambut sedikit bergelombang, klimis tersisir ke belakang senyum tak bosan mengambang, di wajah yang selalu tenang lembut tutur kata terngiang, jauh dari kesan gamang “Apa yang kurang?” Pagi, ketika seribu kepala terisi strategi, demi apa yang mereka sebut nasi, tak pernah kau ciut hati, “cik ... cik ... cik ...”, nyaring detak jantung sebuah alat transportasi di mana jaman tak kuasa lagi, memamah sepotong besi, berbahan bakar ubi “Apa...

Sabtu, 24 November 2012

Perempuan Itu Namanya Mbok Kemih

Di parit-parit wajahmu tak pernah henti mengalir tawa keikhlasan. Gigi setengah tonggosmu yang sebagian besar telah tertata rapi di lapisan-lapisan bumi itu, kini tinggal tersisa dua di depan, mirip kelinci. Pasti mudamu macam bekas istrinya Glenn Fredly itu ya ... he..he...he... Dewi Sandra! Ya hampir lupa aku dengan nama perempuan seksi itu! “Mbok Kemih ...ih hik ... hik ....hik...” jawabmu kala kutanya “Eh, Mbok jeneng sampeyan siapa?”...

Jumat, 23 November 2012

Peti Mati Berjalan Seorang Diri

Lemah kidung hujam pekat hitam di atas bale warna-warni kotak kecil jadikan riak keberuntungan ikuti arah angin terlerai Riang-riang nyanyikan hasrat meriap membelenggu kaki hati senyap mendengar tenggelam berlajur-lajur waktu menuai Derai lelehan nanar sukma jelajahi sembilu janji menghampar, menyangkar, memahat sombong sekat sekat jeruji Peti mati berjalan seorang diri... (Solo, Maret 201...

Kamis, 22 November 2012

Salam Sepotong Roti

Mulut bocah itu terperot-perot menahan air liur agar tak tumpah keluar. Mata beningnya tajam menatap sebuah pajangan. Pajangan yang terbuat dari kaca tanpa lis di siku-sikunya. Rapi sekali semua siku pajangan itu. Tampak seolah tanpa sambungan sama sekali. Pajangan itu juga sangat bening hingga tak nampak sebagai penyekat antara barang yang tertata di dalamnya dengan mata yang memelototinya. Termasuk mata bocah itu. Seorang penjaga dengan...

Rabu, 21 November 2012

Tapak Kaki di Persimpangan Jalan

Aku masih berdiri di hembusan angan, kala kau mengeja sebuah peristiwa dari balik kelelapan yang bersemayam, pada samar riak kecil di kaki langit kelu meski tak pernah mampu membisu, melumut membekap sebuah harapan Senyummu ramah menyapaku, “Selamat pagi ...” ah, tak mungkin memarahimu, karena selalu terselip sepotong rindu tuk menyampaikan niat, hingga tak kusadari tubuh ini pelan menggeliat Seharian masih terkawal penat, diam...

Selasa, 20 November 2012

Bibit, Bebet, dan Bobot

Di kalangan masyarakat tradisional Jawa, salah satu persyaratan agar terpilih menjadi calon pasangan adalah bila bibit, bebet, dan bobot memadai. Persyaratan itu bukan bermaksud diskriminatif. Demi kelanggengan rumah tangga yang akan dibangun, saran itu masuk akal. Pasangan diharapkan serasi agar tidak gampang goyah setiap kali ada cobaan. Yang dimaksud bibit adalah asal-usul keturunan. Bebet adalah asah-asih-asuh yang diperoleh dari lingkungan...

Titian Sukma

Duduk seorang diri di atas tungku yang panas membara Aneh! Terasa sejuk semilir menyeruak di sela-sela lobang yang ada di sana Kurasakan secuil demi secuil kulitku terkelupas nikmat menambah hebat nyala tungku Bau sangit menerobos  hidung menuju syaraf menyegarkan jiwa Aku berdiri, mengambil celana untuk mengganti celanaku yang telah menjadi abu Bersimpuh lagi di atas tungku yang mulai redup menjilat udara Nyala tungku seketika...

F i t r i

“Teh Mas ... ? Aku buatin teh ya?” senyum dan sapa ramah keluar dari mulut Fitri. Fitri, janda dua anak yang tinggal di kos-kosan depan rumahku. Bukan kos-kosan sebenarnya. Sebuah rumah kosong yang oleh pemiliknya disekat-sekat, dibuat kamar terus disewakan. Janda dua anak yang harus menggantungkan hajat hidupnya kepada para bapak yang membutuhkannya. Membutuhkan kehangatan tubuhnya yang lumayan sintal. Meski untuk ukuran kualitas wajah,...

Minggu, 18 November 2012

Aprokromatik

Pagi menyapa tidur yang telah terlewati tawa bocah gerakkan hati tuk meniti hari kaligrafi yekti sumingkiring dur-kamurkan ati lurus menembus batas tiada tepi Dewanggawantah memayuhayuning bawana adi merajut ekspresi, persepsi Illahi sebuah konsepsi di pagi yang masih terasa menghampiri nyaman membabar setiap jengkal langkah kaki Pagi berikut menjemput, melarut wajah cemberut mekar landheping satuhu, gong lumaku tinabuh tanhana...

Sabtu, 17 November 2012

Bedah Kondom

Panas terik semakin mengguncang ombak yang garang, menerjang batu karang. Meluluh-lantakkan  indah panorama alam yang lengang. Batu-batu luruh menjadi serpihan, larut terbawa air lautan. Menjauh ... semakin jauh. Samar di kaki pelangi, di antara uap-uap air yang beterbangan, berdiri mengangkang sesosok bayangan. Senyum mengambang, semakin lebar ... dan tertawa menendang serpihan moral. Moral yang kini berserakan di dasar telapak kaki sombongnya...

Jumat, 16 November 2012

Alokasi Hati

senja, ronakan jejak tertinggalterhenti pada sebuah jasadmasih terhenti …dan saat gelap pun merontamenampar senyum yang mencoba membelaisesayup wajah terluntahingga terjatuh … jejak masih terasa, enggan terlena menebar kehangatan berdiam di pangkuan namun hanya sedikit waktu takkan pernah kembali ~ pada sebuah jejak, kubaringkan jasad matiku...