Saya adalah pelaku pena berasal dari sebuah kota budaya kecil Surakarta Jawa Tengah Indonesia. Tertarik pada sebuah sisi kehidupan dari peradaban ini.
Di samping itu, karena latar belakang pendidikan saya di Fakultas Sastra Jurusan Bahasa Inggris Universitas Sebelas Maret Surakarta, saya juga terlibat dalam kegiatan menerjemahkan
Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia dan sebaliknya.
Blog ini adalah salah satu wahana di mana saya menumpahkan segala gagasan dan ketertarikan saya kepada kehidupan ini.
Jika Anda tertarik untuk berinteraksi lebih jauh dengan saya, silakan terlibat dalam kehidupan saya.
( jasa terjemahan online ) di:
0271-5884647 a.n Agus Sulistyo

Berbekal
setengah ruh, mencoba bangkit berlari
satukan
segala tenaga ...
sekali
lagi terjatuh, terantuk panas uap jalanan
“Mungkin
aku perlu menutup mataku barang satu dua jenak”
Berat
hati menuju trotoar peraduan, rebahkan bati-sebati lunglai
di
bantal-bantal harap
seribuan
kunang mendekat, tak jua mata merapat
Seorang
bocah berjingkat
seolah
tak lagi kuat, mencekuh sukma pekat
jajarkan
dua jari, katupkan di depan mulut
sempoyongan
deru...

Di
kelokan jalan yang dipenuhi nafas kehidupan
diam,
merunut gerah hati
sebentar
mengusap lelah jiwa, sebentar mengusap keringat asa ...
Desah
jerit kucing yang hendak melepas hasrat,
koar
segerombolan tikus lapar
menemani
resah, meretas harapan liar ...
Keras
mencoba memecah traktat di kepala
hingga
sejenak terjatuh, sujud di kaki lemah
tak
lagi kuat beban tubuh tertahan telapak rapuh, tersimpuh luruh...
Bulan
melirik dari...

Rambut sedikit bergelombang, klimis tersisir ke belakang
senyum tak bosan mengambang, di wajah yang selalu tenang
lembut tutur kata terngiang, jauh dari kesan gamang
“Apa yang kurang?”
Pagi, ketika seribu kepala terisi strategi, demi apa yang mereka
sebut nasi,
tak pernah kau ciut hati, “cik ... cik ... cik ...”, nyaring
detak jantung sebuah alat transportasi
di mana jaman tak kuasa lagi, memamah sepotong besi, berbahan
bakar ubi
“Apa...

Di parit-parit wajahmu tak pernah henti mengalir tawa
keikhlasan. Gigi setengah tonggosmu yang sebagian besar telah tertata rapi di lapisan-lapisan
bumi itu, kini tinggal tersisa dua di depan, mirip kelinci. Pasti mudamu macam
bekas istrinya Glenn Fredly itu ya ... he..he...he... Dewi Sandra! Ya hampir
lupa aku dengan nama perempuan seksi itu!
“Mbok Kemih ...ih hik ... hik ....hik...” jawabmu kala kutanya
“Eh, Mbok jeneng sampeyan siapa?”...

Lemah kidung hujam pekat hitam
di atas bale warna-warni
kotak kecil jadikan riak keberuntungan
ikuti arah angin terlerai
Riang-riang nyanyikan hasrat
meriap membelenggu kaki hati
senyap mendengar tenggelam
berlajur-lajur waktu menuai
Derai lelehan nanar sukma
jelajahi sembilu janji
menghampar, menyangkar, memahat
sombong sekat sekat jeruji
Peti mati berjalan seorang diri...
(Solo, Maret 201...

Mulut bocah itu terperot-perot menahan air liur agar
tak tumpah keluar. Mata beningnya tajam menatap sebuah pajangan. Pajangan yang terbuat
dari kaca tanpa lis di siku-sikunya. Rapi sekali semua siku pajangan itu. Tampak seolah tanpa sambungan sama sekali. Pajangan itu juga sangat bening
hingga tak nampak sebagai penyekat antara barang yang tertata di dalamnya dengan
mata yang memelototinya. Termasuk mata bocah itu. Seorang penjaga dengan...

Aku masih berdiri di hembusan angan, kala kau mengeja sebuah
peristiwa
dari balik kelelapan yang bersemayam, pada samar riak kecil
di kaki langit
kelu meski tak pernah mampu membisu, melumut membekap sebuah harapan
Senyummu ramah menyapaku,
“Selamat pagi ...”
ah, tak mungkin memarahimu,
karena selalu terselip sepotong rindu
tuk menyampaikan niat, hingga tak kusadari tubuh ini pelan menggeliat
Seharian masih terkawal penat, diam...

Di kalangan masyarakat tradisional Jawa, salah satu
persyaratan agar terpilih menjadi calon pasangan adalah bila bibit, bebet, dan
bobot memadai. Persyaratan itu bukan bermaksud diskriminatif. Demi kelanggengan
rumah tangga yang akan dibangun, saran itu masuk akal. Pasangan diharapkan
serasi agar tidak gampang goyah setiap kali ada cobaan. Yang dimaksud bibit
adalah asal-usul keturunan. Bebet adalah asah-asih-asuh yang diperoleh dari
lingkungan...

Duduk seorang diri di atas tungku yang panas membara
Aneh! Terasa sejuk semilir menyeruak di sela-sela lobang
yang ada di sana
Kurasakan secuil demi secuil kulitku terkelupas nikmat
menambah hebat nyala tungku
Bau sangit menerobos
hidung menuju syaraf menyegarkan jiwa
Aku berdiri, mengambil celana untuk mengganti celanaku yang
telah menjadi abu
Bersimpuh lagi di atas tungku yang mulai redup menjilat
udara
Nyala tungku seketika...

“Teh Mas ... ? Aku buatin teh ya?” senyum dan sapa ramah
keluar dari mulut Fitri. Fitri, janda dua anak yang tinggal di kos-kosan depan
rumahku. Bukan kos-kosan sebenarnya. Sebuah rumah kosong yang oleh pemiliknya
disekat-sekat, dibuat kamar terus disewakan. Janda dua anak yang harus menggantungkan
hajat hidupnya kepada para bapak yang membutuhkannya. Membutuhkan kehangatan
tubuhnya yang lumayan sintal. Meski untuk ukuran kualitas wajah,...

Pagi menyapa tidur yang telah terlewati
tawa bocah gerakkan hati tuk meniti hari
kaligrafi yekti sumingkiring
dur-kamurkan ati
lurus menembus batas tiada tepi
Dewanggawantah memayuhayuning bawana
adi
merajut ekspresi, persepsi Illahi
sebuah konsepsi
di pagi yang masih terasa menghampiri
nyaman membabar setiap jengkal langkah kaki
Pagi berikut menjemput, melarut wajah cemberut
mekar landheping satuhu, gong lumaku tinabuh
tanhana...

Panas terik semakin
mengguncang ombak yang garang, menerjang batu karang. Meluluh-lantakkan indah panorama alam yang lengang. Batu-batu
luruh menjadi serpihan, larut terbawa air lautan. Menjauh ... semakin jauh.
Samar di kaki pelangi, di antara uap-uap air yang beterbangan, berdiri
mengangkang sesosok bayangan. Senyum mengambang, semakin lebar ... dan tertawa menendang
serpihan moral. Moral yang kini berserakan di dasar telapak kaki
sombongnya...

senja, ronakan jejak tertinggalterhenti pada sebuah jasadmasih terhenti …dan saat gelap pun merontamenampar senyum yang mencoba membelaisesayup wajah terluntahingga terjatuh …
jejak masih terasa, enggan terlena
menebar kehangatan
berdiam di pangkuan
namun hanya sedikit waktu
takkan pernah kembali
~ pada sebuah jejak, kubaringkan jasad matiku...